28 Mei 2008

Vespa Kongo Diburu Kolektor Asing

"Vespa Kongo saat ini banyak dicari para kolektor dan pencinta Vespa di Australia. Kendaraan ini dikirim melalui Denpasar, Bali. Harganya pun terus melambung, karena semakin sulit didapat," kisah Bahaqi, salah seorang pemburu Vespa Kongo asal Jakarta kepada ANTARA di Surabaya, Jawa Timur (Jatim)

Dari kalangan penggemar Vespa di Surabaya dan Sidoarjo diperoleh informasi, kini sulit mendapatkan kendaraan roda dua buatan Italia 1963 itu. Pasalnya, sepeda motor tersebut diburu oleh para penggemar.

Karena itu, Bahaqi contohnya, bahkan bersedia mencari sepeda motor bermesin 150 CC tersebut ke Malang dan Kediri, Jatim. Di sana, kabarnya, masih ada warga yang menyimpan sepeda motor tersebut. "Saya hanya mendapatkan satu unit di Kediri dan kendaraan ini segera saya bawa ke Jakarta. Saya membelinya seharga lima juta rupiah," ceritanya.


Untuk para kolektor asing, Vespa Kongo dijual dengan harga Rp20 juta hingga Rp25 Juta. Bahkan, salah seorang pemilik Vespa itu di Denpasar, melalui iklannya di internet, menawarkan sepeda motor tersebut seharga 22.500 dollar AS, meskipun keaslian Vespa itu sudah diubah oleh si pemilik.

Dalam buku kepemilikan kendaraan bermotor (BPKB) Vespa tersebut ada keterangan bahwa sepeda motor itu digunakan oleh pasukan Garuda RI di Kongo pada 1963 dan keterangan tersebut ditandatangani oleh seorang Brigjen.

Di kalangan penggemar Vespa, Vespa Kongo dikenal sangat andal. Seluruh bodinya terbuat dari baja dan suku cadangnya sama dengan Vespa keluaran 2000-an. Kendaraan itu masuk ke Indonesia dibawa oleh pasukan Garuda RI selepas mereka bertugas di Kongo.

Para penggemar Vespa di Jatim mengaku tidak mengetahui mengapa jenis tersebut digemari oleh para kolektor asing. "Saya tidak tahu mengapa orang asing justru menyenangi sepeda motor itu. Tapi, yang jelas, dari kondisi mesin dan kenyamanannya, Vespa Kongo jauh lebih unggul jika dibandingkan dengan Vespa baru. Pengendara tidak mudah capek meskipun menempuh perjalanan jauh," ucap Supri, salah seorang teknisi Vespa di Sidoarjo.

Sumber: www.kompas.com

Baca Selengkapnya..

Sejarah Vespa

Scooter, Motor Seksi Sepanjang Masa

SEJARAH vespa dimulai lebih dari seabad silam, tepatnya 1884. Adalah Enrico Piaggio, pengusaha muda berdarah Italia, yang memulai usahanya di bidang pesawat terbang. Dua puluh tahun kemudian, usahanya itu bangkrut. Namun, Piaggio pantang menyerah.

Ia mulai merancang industri alat transportasi dengan alternatif kendaraan niaga ringan. Maka pada 1945, konstruksi alternatif tersebut ditemukan. Awalnya memang sebuah konsep sepeda motor berkerangka besi dengan lekuk membulat bagai terowong. Mengejutkan, ternyata bagian staternya dirancang dengan menggunakan komponen bom dan rodanya diambil dari roda pesawat tempur.


Hasilnya, muncullah pertama kali produk motor dengan seri P108. Kendaraan ini berteknologi sederhana tetapi punya bentuk yang amat menarik, bagai binatang penyengat (lebah) karena bentuk kerangkanya. Akibat tampilannya itu, motor ini lebih sering dinyatakan sebagai Wespe atau Vespa, yang artinya memang binatang penyengat.


Guna mengoptimalkan bentuk dan keamanan penggunanya, pabrikan yang kala itu masih terbilang sebagai usaha ''kaki lima'' merancang papan penutup kaki pada bagian depan. Proyek ini langsung dipimpin ahli teknik konstruksi terkenal di Italia kala itu, Corradino d'Ascanio. Karena itu, hak paten pun segera dapat mereka kantongi. Namun, karena bentuk penutup pengaman yang bagai papan selancar itu, sejumlah pekerja di pabrik Piaggio pun bahkan mengatakannya sebagai motor Paperino. Harap diingat, Paperino adalah sindiran sinis untuk tokoh Donald Duck (bebek). Maka, d'Ascanio pun putar akal untuk memperbaiki model tersebut.

Perkembangan selanjutnya, produk ini ternyata laris diserap pasar Prancis, Inggris, Belgia, Spanyol, Brazil, dan India -- selain di pasar domestik produk ini laku bagai kacang goreng. Selain itu, India pun memproduksi jenis dan bentuk yang sama dengan mengambil mesin Bajaj. Jenisnya adalah Bajaj Deluxe dan Bajaj Super. Sejumlah pihak lantas mengajukan lamaran untuk joint membuat Vespa. Maka pada 1950 munculah Vespa 125 cc buatan Jerman.

Pada saat itu banyak negara lain yang mencoba membuat produk serupa, tetapi ternyata mereka tak sedikit pun mampu menyaingi Piaggio. Di antara pesaing itu adalah Lambretta, Heinkel, Zundapp, dan NSU. Bagi masyarakat Indonesia, produk Lambretta dan Zundapp, sempat populer di era 1960-an.

Selidik punya selidik, fanatisme terhadap Vespa ternyata muncul akibat ciri dasar bentuk motor ini yang selalu dipertahankan pada setiap produk berikutnya. Bahkan saat mereka terbilang melakukan ''revolusi'' bentuk pada produk baru, Vespa 150 GS, kekhasan pantat bahenol masih terasa melekat.

Produk 150 GS -- kala itu dikenal sebagai Vespamore dan hampir selalu tampil di tiap film tahun 1960-an -- memang kemudi dan lampu sorotnya mulai dibuat menyatu. Tetapi, secara keseluruhan apalagi bentuk pantatnya, benar-benar masih membulat.

Perkembangan selanjutnya Vespa diarahkan pada bentuk sportif yang nampak pada produknya di tahun 1951. Dan, produk tersebut sempat mendapat mendali emas untuk kategori motor sportif di Eropa. Dan, aktualisasi sportifnya terbukti dengan pecahnya rekor kecepatan 171 km/jam untuk kendaraan Vespa bermesin 125 cc. Sejak itulah para Vespamania terlihat sering berkonvoi ke luar kota secara berombongan.

Khusus untuk Lambretta, sebenarnya diproduksi lebih tua dari Vespa, tetapi sempat terhenti produksinya. Tatkala Vespa berproduksi, Lambretta pun keluar lagi. Hanya, posisi mesinnya berbeda dengan Vespa. Vespa bermesin di samping, sedangkan Lambretta ada di tengah.

Untuk yang buatan Jerman, jenis scooter-nya bernama NSU Prima. Selain itu, DKW juga memproduksi jenis skuter. Ternyata, Jepang pun tak ingin ketinggalan dalam memproduksi motor jenis skuter. Tahun 1960-an, Jepang mengeluarkan jenis scooter Rabit-nya.

Selain Vespa, di Italia ada beberapa produsen motor yang memproduksi jenis scooter ini. Di masa sekarang, bahkan mereka menghasilkan scooter berkecepatan tinggi. Contohnya jenis scooter yang di Italia dikenal Velocivero pabrikan Italjet. Konon, scooter inilah tergolong jenis tercepat di dunia. Kecepatannya melebihi 180 kilometer per jam. Di Indonesia, ada pula jenis seperti ini dipasarkan oleh Aprilia dengan nama Italjet Dragster. Selain itu, Cagiva pun kini menelurkan jenis skuter bernama Cagiva Cucciolo.

Belakangan, sejumlah pabrikan motor kembali membanjiri pasar dengan kendaraan berkapasitas mesin kecil dan cukup laku terserap pasar. Tetapi cobalah perhatikan, bentuknya ternyata banyak yang terinspirasi oleh kegenitan atau bahkan keseksian vespa. Dan, kini pun vespa harus kembali melakukan terobosan, bila ingin kembali populer di tengah pesaingnya.

(ole, berbagai sumber)

Baca Selengkapnya..

Design by Dzelque Blogger Templates 2007-2008